KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ilmu manthiq
yang berjudul ”konsep ilmu dan dilalah”
Shalawat serta salam semoga
tersampaikan kepada Rasulullah Saw. Sang pembawa rahmat bagi seluruh alam,
sosok tauladan yang patut kita tiru sebagai bekal kita menempuh perjalanan di
dunia dan akhirat.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak ahmad
subqi,Lc.selaku dosen mata kuliah ilmu manthiq dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini dan semoga makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penyusun,
Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang perlu dikoreksi baik dari segi susunan tata bahasa maupun
materi yang dibahas. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kemajuan di masa yang akan datang.
Tasikmalaya,1 Oktober 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Keistimewaan manusia
dari makhluk lainnya yaitu karena
manusia mempunyai akal ( animal rationale) maka manusia dengan pikirannya
merupakan isi alam yang paling mulia didunia ini.tidak ada yang mulia didunia
ini kecuali manusia karena akalnya.manusia selama hidup menggunakan akal
fikirannya sebagai petunjuk jalan bagi nya untuk memilih yang manfaat dan meninggalkan
yang madharat
Akan tetapi
penyelidikan manusia dan fikirannya tidak selalu sampai kepada tujuan yang
betul-betul dimaksudkan.kadang-kadang tanpa disadari manusia sampai kepada
sasaran yang ditujukannya atau sebaliknya.demikian itu karena manusia belum
mempelajari dan menyelidiki pendahuluan-pendahuluan atau kemungkinan-kemungkinan
yang semestinya,dan belum memikirkan dan menyelidiki tentang sesuatu dari
segala jurusan dan segi kemungkinan.itulah sebabnya,maka orang kalau belum
cukup berpengalaman,jika memahami
sesuatu sering menyimpang dari apa yang dimaksud sebenarnya.
Oleh karena itu manusia
membutuhkan undang-undang atau peraturan yang dapat menuntun jalannya fikiran
manusia.kemudian manusia akan mengikuti jalan tersebut,agar terhindar dari
kesalahan-kesalahan dan menjamin keselamatan berfikir,maka untuk itulah manusia
membutuhkan ilmu manthiq.
Oleh karena itu
penyusun akan membahas sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
manthiq yaitu tentang konsep ilmu dan dilalah,InsyaAlloh.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG .........................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
PENGERTIAN ILMU
................................................................................................................
KONSEP ILMU DAN
PEMBAGIANNYA...............................................................................
PENGERTIAN
DILALAH..........................................................................................................
PEMBAGIAN DILALAH...........................................................................................................
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................
1.PENGERTIAN
ILMU
Pengertian Ilmu adalah mengetahui
sesuatu yang belum diketahui dengan keyakinan atau perkiraan yang kuat,pengertian
itu sesuai kenyataan/realita atau tidak.
ilmu apabila dihubungkan dengan yang diketahui
dan sesuai dengan kenyataan disebut hak atau shiddiq,tetapi kalau hasil
pemikiran itu tidak sesuai dengan kenyataan maka ilmu itu tidak hak atau bathil
tetapi tetap disebut ilmu,walaupun berupa perkiraan atau anggapan-anggapan.
KONSEP
ILMU DAN PEMBAGIANNYA
Telah dijelaskan dalam
ilmu manthiq bahwa yang dimaksud dengan ilmu adalah mengetahui sesuatu yang
belum dikenal sampai dapat dikenal . bila yang dikenal itu sesuatu yang
sifatnya tunggal maka ,seperti kata-kata jari,padi,
kucing,ayam,dansebagainya,maka ilmu
terhadap sesuatu adalah gambaran atau tashowwur.
Tashowwur adalah hasil
yang diusahakan oleh pikiran yang dengan akal pikiran itu dapat diperoleh atau
diketahui hakikat-hakikat yang tunggal atau mufrod.
Apabila yang diketahui
itu hubungan-hubungan mufrod dengan mufrod yang lain maka,seperti orang yang
sudah tahu benar-benar bahwa ada suatu
jabatan yang diduduki oleh salah satu pegawai tinggi,akan tetapi mereka belum
tahu benar akan orang yang menduduki jabatan itu tinggal di tempat itu.setelah
diketahui adanya hubungannya antara kedua mufrod itu,maka pengetahuan itu dinamakan membenarkan atau
tashdiq.
Tashdiq ialah mengetahui hubungan antara kedua mufrod
(tashowwur) agar memberihukum atas keduanya dengan jelas sesuai atau
bertenangan.
Ilmu terhadap hakikat
sesuatu,kadang-kadang dicapai dengan mudah sekali tidak menggunakan
penyelidikan dan pemikiran.seperti
tiap-tiap sesuatu yang didapat
oleh orang yang berakal sehat,seperti pengertian terhadap hakikat panas dan dingin,asin dan tawar ,manis dan
pahit,pengertian ini semuanya tidak membutuhkan pelajaran dan penyelidikan.
kadang –kadang
pengertian terhadap mufrod membutuhkan pemikiran,seperti mengartikan soal roh
dan jiwa dan segala apa yang jauh dari panca indera ,baik yang lahir maupun yang bathin .
dari keterangan diatas tampaklah
bahwa tashowwur itu ada yang mudah dicapainya dan ada yang ada yang sukar mencapainya
yaitu dengan pemikiran.dimana tasawwur yang mudah dinamakan badihi/dharuri ,sedangkan
yang sukar atau perlu pemikiran dinamakan kasbi/nadhori.
Begitu juga hubungan
ilmu dengan sesuatu yang lain kadang-kadang mudah dan kadang-kadang sukar
(memerlukan pemikiran) yang mudah seperti terbaginya dua belah yang sama : keadaan sesuatu tidak mungkin ada pada dua tempat yang berlainan pada waktu yang
bersamaan pula .Seperti persamaan dua barang dengan barang yang ketiga
,berarti yang dua itu sama.
Adapun contohnya yang
membutuhkan penyelidikan danpemikiran ialah seperti menetapkan yang adanya
alam,dalam hal ini ashli falsapah itu berbeda pendapat ;ada yang menyatakan
bahwa alm itu baru dan ada pula yang menyataakan alam itu qidam atau ajali.
maka Adanya perbedaan pendapat itu
menunjukkan adanya kesukaran .dengan keterangan tersebut diatas maka teranglah
bahwa tashdiq ada yang mudah /badhihi atau ada yang sukar untuk dicapainya/nadhori.
KESIMPULAN TENTANG ILMU
SEBAGAI BERIKUT :
Ilmu itu ada 2macam :
1.tasawwur (mufrod)
2.tashdiq (nisbah)
Dua ilmu ini
masing-masing dibagi 2 :
1.badihi/dhoruri (mudah dimengerti)
2.nadhori (yang
membutuhkan pemikiran )
Berdasarkan keterangan
dari kitab manthiq yang berjudul sulam-munawwaroq,karangan syekh abdurrahman al akhdory,,,bahwa Konsep ilmu terbagi kedalam 2 bagian :
1.ilmu qodIim yaitu :
ilmu Alloh SWT
2.Ilmu hadist : didalam
imu ini terbagi menjadi 2 bagian lagi,yaitu :
a.tashowwur.tashowwur
ini terbagi 2,yaitu ada yang nadhori dan ada yang dhoruri.
b.tashdiq.tashdiq ini terbagi
2,yaitu ada yang nadhori dan ada yang dhoruri.
Adapun yang dimaksud dengan tashowwur yaitu
mengetahui akan sesuatu hal yang mufrod
Adapun yang dimaksud
dengan tashdiq yaitu mengetahui sesuatu akan nisbah atau hubungan hukum pada sesuatu.
2.DILALAH
PENGERTIAN
DILALAH DAN PEMBAGIAN DILALAH
Pengertian dilalah dalam Ilmu Manthiq yaitu memahami sesuatu dari sesuatu yang lain (fahmu amrin min amrin ) .dimana
amrin yang pertrama dinamakan mad-lul dan amrin yang kedua dinamakan daal
Yang diimaksud
dengan dilalah lafdhiyyah yaitu sesuatu yang menunjukkan kedalam lafadz
atau suara.
Terbagi kedalam 3 bagian :
1.dilalah lafdziyyah
wadiyyah : sesuatu yang menunjukkan kepada wadho dan istilahnya.seperti
menunjukkannya lafadz terhadap makna.
2.dilalah lafdziyyah
aqliyyah : sesuatu yang menunjukkan kepada aqal.seperti : perkataan seseorang
yang mencerminkan kemampuan aqalnya.
3.dilalah lafdziyyah
aadiyah : sesuat u yang menunjukkan kepadanya sifat2 yang bersifat watak .contoh
seperti menunjukannya sakit terhadap pilara atau kesusahan.
Adapun yang dimaksud
dengan dilalah ghoer lafdziyyah yaitu Yang dimaksud dengan dilalah goer lafdziyyah yaitu sesuatu
yang tidak menunjukan kedalam lafadz
atau suara .atau sebaliknya dari dilalah lafdziyyah.
Dilalah ghoer lafdziyyah terbagi kedalam 3 bagian :
1.dilalah ghoer
lafdziyyah wad iyyah : sesuatu yang
menunjukkan daripadanya sesuatu baik itu wadhonya atau istilahnya supaya menunjukkan makna yang
dimaksud dari itu perkara (sesuatu).
Seperti : dimasjid ada tanda handphone yang dicakra,.hal
ini berarti menunjukkan bahwa hape harap dimatikan.
2.dilalah ghoer
lafdziyyah aqliyyah : sesuatu yang menunjukkan daripadanya sesuatu kepada akal.
3.dilalah ghoer
lafdziyyah aadiyyah atau thobiiyah :sesuatu yang menunjukkan daripadanya sifat
baru atau watak atau adat kebiasaan.
Seperti : wajahnya
merah menunjukkan bahwa dirinya malu.
Selanjutnya dilalah
lafdziyyah wadiyyah dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.muthobaqoh
:menunjukkan nya suatu lafadz kepada sempurnanya makna yang terkandung baik itu
haqiqi atau majazi.
Seperti manusia itu
sebagian dari makhluk yang berfikir. Ini
secara makna haqiqi.
Atau contoh : saya
melihat singa di jalan.makna singa adalah lelaki yang pemberani.kata singa
secara makna majazi
2.tadhomunniyah :
menunjukannya suatu lafadz kepada satu juz dari makna sesuatu yang dimaksud
itu.
Seperti : menunjukkannya atap terhadap bilik atau dinding.
3.iltizam : menunjukannya suatu lafadz terhadap sesuatu yang keluar dari maknanya itu lafadz yang lazim daripadanya.seperti menunjukannya senyum kepada manusia,diantara sifat manusia yaitu senang tersenyum.
3.iltizam : menunjukannya suatu lafadz terhadap sesuatu yang keluar dari maknanya itu lafadz yang lazim daripadanya.seperti menunjukannya senyum kepada manusia,diantara sifat manusia yaitu senang tersenyum.
Adapun sebab dinamakan
dilalah iltizam yaitu karena lazimnya makna pada lafadznya.
Pa da dilalah iltizam
terbagi kedalam dua bagian makna :
1.bayyinun .yaitu
:perkara yang sudah menjadi kepastian /mesti dari paham/mengerti terhadap malzum.(perkara yang semestinya)
pasti paham/mengerti kepada lazimnya.
bayyinun terbagi 2 ada yang akhos ada yanga
a`am..
Adapun iltizam bayyinun
bi maknal akhos terbagi lagi menjadi 3 bagian :
a.fi dihni
wal-khoorij,seperti pemberani pada harimau
b.fiddihni
faqot,seperti buta untuk mata.
c.filkhoorij
faqot,seperti orang berkulit hitam untuk orang negro.
2.ghoir bayyinun :
perkara yang yang menjadi suatu kepastian dari pahamnya terhadap malzum(perkara
yang semetinya) pasti/paham terhadap
lazimnyha,akantetapi menunggu kepada dalil(yang menunjukannya). Seperti
barunya alam ini.
KESIMPULAN
Ilmu merupakan
mengetahui sesustu yang belum diketahui dengan keyakinan atau perkiraan yang
kuat,baik pengertian itu sesuai dengan kenyataan atau tidak.
Ilmu itu dibagi menjadi
2 :
1.tashowwur,adalah
hasil yang diusahakan oleh pikiran itu dapat diperoleh atau diketahui
hakikat-hakikat yang tunggal atau mufrod.
2.tashdiq,adalah
mengetahui hubungan antara kedua mufrod (tasowwur) agar memberi hukum atas
keduanya dengan jelas atau bertentangan.
Dua bagian ilmu ini
dibagi menjadi 2,:
1.badhihi/dhoruri,(
mudah dimengerti)
2.nadhori (yang
membutuhkan pemikiran)
Dilalah yaitu memahami
sesuatu dari sesuatu yang lain,(fahmu amrin min amrin).dimana amrin yang
pertama dinamakan madluul dan amriin yang kedua dinamakan daal.
Dilalah terbagi dua
yaitu ada dilalah lafdziyyah dan dilalah ghoer lafdziyyah.
Dilalah lafdziyyah terbagi kedalam 3bagian :
1.dilalah lafdziyyah
wad`iyyah.
2.dilalah
lafdziyyah `aqliyyahd
3.dilalah lafdziyyah
`aadiyyah
Dilalah ghoer
lafdziyyah terbagi kedalam 3 bagian :
1.dilalah ghoer
lafdziyyah wad`iyyah
2.dilalah ghoer
lafdziyyah `aqliyyah
3.dilalah ghoer
lafdziyyah `aadiyyah
Selanjutnya dilalah
lafdziyyah wad`iyyah dibagi menjadi 3 bagian :
1.muthobaqoh
2.tadhomuniyyah
3.iltizam
DAFTAR
PUSTAKA
1.kitab Sulam Manthiq :
karangan Syekh Abdurrahman al Akhdory
2.Manthiq Hadist : oleh
Khudory Abduh
3. Minhajul qowwim fi
manthiqil hadist wal qodiim : karya ulama- ulama ushuluddin
4.Ilmu manthiq (logika)
oleh prof.m.Taib Thohir Abdul mu`in.