puisi ibu terbaru 2014

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang bernilai tinggi, dimana didalam puisi ini terikat oleh aturan matra, rima, dan penyusunan lari dan baik yang khas. puisi yang berkualitas biasanya dibuat oleh para pujangga yang paham akan ilmu sastra dan sudah terkenal dan populer  di dunia seni puisi, diantarnya puisi karya : Kahlil Ghibran, di luar negeri, di Indonesia juga ada seperti W.S. Rendra, A.M Thahir , Chairil Anwar, dan masih banyak lagi
Didalam puisi mempunyai jenis-jenis dan karakterisitik yang berbeda-beda ada yang menggambarkan tentang perassa, situasi dan kondisi, ada yang menggambarkan tentang suatu kejadian atau peristiwa,nasihat, dan pepatah kehidupan, dan masih akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, puisi yang tenar saai ini yaitu tentang puisi cinta, puisi ibu, puisi, perjuangan, puisi kata-kata mutiara, puisi romantis, puisi perpisahan, puisi persahabatan, puisi galau, puisi sedih dan puisi perjuangan atau puisi kemerdekaan.

Berikut kami sajikan puisi yang populer semisal puisi tentang ibu :


  1. BUNDA DAN ANAK
    Masak jambak, buah sebuah
    Diperam alam di ujung dahan,
    Merah beruris-uris
    Bendera masak bagi selera.

    Lembut umbut disantap sayap
    Keroak pipi pengobat haus
    Harum bau sumarak jambak
    Di bawah pohon terjatuh ranum

    Lalu ibu di pokok pohon
    Tertarung hidung, terjatuh mata
    Pada pala, tinggal sepenggal
    Terpecik liur dibawah lidah

    Belum jambu masuk direguk,
    Terkenang anak, terkalang di rangkung
    Dalam talam, bunda bersimpan
    Menanti putra si bungsu sulung.
    Anak lasak tersera-sera
    bunda berlari mengambil jambu
    Ibu sugu, buah sebuah.
    Sedapnya dirasa ibu.

    Renggut sunut, merajuk.....Razuk
    Bakhil disangka cinta bunda.
    Keluar pagar jambu dilempar
    Ibu berdiam, mengurut dada.
    (Roestam Effendi)
    Dari : Percikan Perenungan.
  2. ANAKKU

    ya Kekasihku
    Engkau datang menghintai hidup
    Engkau datang menunjukkan muka
    Tetapi sekejap matamu kau tutup
    Melihat terang anakku tak suka

    Mulut kecil tiada kau buka
    Tangis teriakmu tak diperdengarkan
    Alamat hidup wartakan suka
    Kau diam anakku, kami kau tinggalkan

    Sedikitpun matamu tak mengerling
    Memandang ibumu sakit berguling
    Air matamu tak bercucuran
    Tinggalkann ibumu tak penghiburan

    Kau diam, diam, kekasihku
    Tak kau katkan barang pesanan
    Akan penghibur duka di dadaku
    Kekasihku, anakku, mengapa kian?

    Sebagai anak melalui sedikit
    Akan rumah kami berdua
    Tak anak tak insyaf sakit
    yang di derita orang tua

    Tangan kecil lemah tergantung
    Tak diangkat memeluk ibumu
    Menyapu dadanya, menyapu jantung
    Hiburkan hatinya, sayangkan ibumu

    Selekas anakku datang
    Selekas anakku pulang
    Tinggalkan ibu sakit terlentang
    Tinggalkan bapak sakit mengenang

    Selamat datang ananda kami
    Selamat jalan kekasih hati

    Anak kami tuhan berikan
    Anak kami tuhan panggilkan
    Hati kami tuhan hiburkan
    Nama Tuhan kami pujikan

    (J.E Tatengkeng)
    Dari : Rindu dendam 
ibu dan anak