Puisi perjuangan adalah salah satu bentuk dari puisi yang mempunyai nilai-nilai moral, semangat, motivasi bagi para penerus perjuangan dalam hal ini generasi muda untuk terus berjuang dan berkarya mengisi kemerdekaan dengan hal- hal yang positif dan turut serta membangun bangsa untuk kemajuan dan kejayaan negara Indonesia
BERJUANG
Kalu tidak berada-ada
Dimana tempua bersarang rendah
"Hem, maju, maju,!" kata nafsu
"Pergunakanlah umur muda.!"
Tidak sekarang bilakah lagi?
Ketika baik jangan dibuang.!
Jangan banyak berfikir-fikir.!
Alamat sudah tampak
Kalu tidak berada-ada
Dimana tempu bersarang rendah
Jinak-jinak merpati
Manis jangan lekas di telan
(Soeman Hs)
Dari : Panji Pustaka
JANGAN TANGGUNG JANGAN KEPALANG
Jangan tanggung, jangan kepalang
Bercita mencipta,
Bekerja, memuja,
Berangan, mengawan,
Berperang berjuang.
Mengapa bimbang berhati walang,
Berhenti tertegun langkah tertahan,
Takut percuma segala kerja,
Sangsi berharga apa dipuja?
Wahai teman,
Merata buih di tepi pasir,
Tetapi gelombang mengulang,
Gairah menggulung menuju teluk.
Selara tua gugur ke tanah,
Pucuk muda tertawa mengorak sela.
Keranda muram diusung ke makam,
Jejaka muda bersumpah baka
Cinta gairah hati remaja.
Lenyapkan sangsi, lenyapkan ngeri.
Indah gelombang mengejar pantai,
Indah pucuk menjelma rupa,
Indah jejaka memuja cinta,
Benar, indah segala hidup
Menyerah tenaga menurut hasrat,
Tiada tanggung tiada kepalang.
(Sutan Takdir Alisyahbana)
Dari : Pembaharuan
PEJUANG SEJATI
Karya : Seysar Inggar Tofani
Pejuang sejati
Bukanlah orang yang berani mati
Melainkan orang yang berani hidup,
menghadapi tantangan ini
Aku ini kecil dan lemah
Aku tak menyerah
Aku rajin ke sekolah
Aku belajar tak kenal lelah
Aku ingin berkualitas dan berdaya
Aku ingin bermanfaat dan berguna
Aku ingin hidupku penuh makna
Dan sesungguhnya,
Sebaik-baiknya manusia
adalah yang bermanfaat
dan berguna bagi sesamanya.
KITA BERJUANG
Karya : Usman Ismail
Terbangun aku terloncat duduk
Ku bayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernihlah falak
Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang.!
Kita berjuang. !
Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata,
Kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana ia datang
Kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu siapa dia datang
Kemudian dia terbaring,
tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku ditengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November
hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri
yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu ia terbaring
tetapi bukan tidur sayang
sebuah peluru bundar didadanya
senyum bekunya mau berkata :
aku sangat muda.