Puisi merupakan bentuk karya sastra yang bernilai tinggi, dimana didalam puisi ini terikat oleh aturan matra, rima, dan penyusunan lari dan baik yang khas. puisi yang berkualitas biasanya dibuat oleh para pujangga yang paham akan ilmu sastra dan sudah terkenal dan populer di dunia seni puisi, diantarnya puisi karya : Kahlil Ghibran, di luar negeri, di Indonesia juga ada seperti W.S. Rendra, A.M Thahir , Chairil Anwar, dan masih banyak lagi
Didalam puisi mempunyai jenis-jenis dan karakterisitik yang berbeda-beda ada yang menggambarkan tentang perassa, situasi dan kondisi, ada yang menggambarkan tentang suatu kejadian atau peristiwa,nasihat, dan pepatah kehidupan, dan masih akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, puisi yang tenar saai ini yaitu tentang puisi cinta, puisi ibu, puisi, perjuangan, puisi kata-kata mutiara, puisi romantis, puisi perpisahan, puisi persahabatan, puisi galau, puisi sedih dan puisi perjuangan atau puisi kemerdekaan.
Berikut kami sajikan puisi yang populer semisal puisi tentang ibu :
- BUNDA DAN ANAK
Masak jambak, buah sebuah
Diperam alam di ujung dahan,
Merah beruris-uris
Bendera masak bagi selera.
Lembut umbut disantap sayap
Keroak pipi pengobat haus
Harum bau sumarak jambak
Di bawah pohon terjatuh ranum
Lalu ibu di pokok pohon
Tertarung hidung, terjatuh mata
Pada pala, tinggal sepenggal
Terpecik liur dibawah lidah
Belum jambu masuk direguk,
Terkenang anak, terkalang di rangkung
Dalam talam, bunda bersimpan
Menanti putra si bungsu sulung.
Anak lasak tersera-sera
bunda berlari mengambil jambu
Ibu sugu, buah sebuah.
Sedapnya dirasa ibu.
Renggut sunut, merajuk.....Razuk
Bakhil disangka cinta bunda.
Keluar pagar jambu dilempar
Ibu berdiam, mengurut dada.
(Roestam Effendi)
Dari : Percikan Perenungan. - ANAKKU
ya Kekasihku
Engkau datang menghintai hidup
Engkau datang menunjukkan muka
Tetapi sekejap matamu kau tutup
Melihat terang anakku tak suka
Mulut kecil tiada kau buka
Tangis teriakmu tak diperdengarkan
Alamat hidup wartakan suka
Kau diam anakku, kami kau tinggalkan
Sedikitpun matamu tak mengerling
Memandang ibumu sakit berguling
Air matamu tak bercucuran
Tinggalkann ibumu tak penghiburan
Kau diam, diam, kekasihku
Tak kau katkan barang pesanan
Akan penghibur duka di dadaku
Kekasihku, anakku, mengapa kian?
Sebagai anak melalui sedikit
Akan rumah kami berdua
Tak anak tak insyaf sakit
yang di derita orang tua
Tangan kecil lemah tergantung
Tak diangkat memeluk ibumu
Menyapu dadanya, menyapu jantung
Hiburkan hatinya, sayangkan ibumu
Selekas anakku datang
Selekas anakku pulang
Tinggalkan ibu sakit terlentang
Tinggalkan bapak sakit mengenang
Selamat datang ananda kami
Selamat jalan kekasih hati
Anak kami tuhan berikan
Anak kami tuhan panggilkan
Hati kami tuhan hiburkan
Nama Tuhan kami pujikan
(J.E Tatengkeng)
Dari : Rindu dendam