Puisi Keindahan Alam, merupakan salah satu jenis judul puisi yang mendeskripsikan tentang keindahan alam ciptaan Alloh Yang Maha kuasa. Maha Suci Alloh Swt yang telah menciptakan alam dunia beserta isinya,yang tidak menciptakan alam tersebut tanpa kesia-siaan melainkan untuk kemanfaatan dan kemashlahatan makhluk_Nya, Dia_lah Dzat satu-satunya yang Kuasa atas segala sesuatu.
Puisi Keindahan Alam ini dapat menghantarkan pembaca untuk bertafakkur (memikirkan) dan bertadabbur (mengambil ilmu dan pelajaran) atas semua ciptaan dan kekuasaan sang Maha Pencipta Alloh Swt. Jenis Puisi Keindahan Alam ini baik itu menggambarkan tentang yang ada di daratan maupun yang ada di lautan atau di udara, seperti keindahan gunung, laut, pemandangan, penampakan alam, dan keindahan-keindahan lainnya yang bersangkutan dengan makhluk ciptaan Alloh Swt.
Berikut Contoh-contoh puisi_nya :
KAU CARI JAWAB
JE.Tatengkeng
Dari : Rindu Dendam
Di mata air, di dasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam
Di kawan awan kian kemari
Di situ juga jawab kucari
Di warna bunga yang kembang
Kubawa jawab, penghilang bimbang
Kepada gunung penjaga waktu
Kucari kebenaran tertentu
Pada bintang lahir semula
Ku tangis jawab teka-teki Alloh
Kedalam hati jiwa sendiri
Kuselam jawab .! tidak tercari...
Ya, Alloh yang Maha Dalam,
Berilah jawab teka-teki alam
Tuhan yang Maha Tinggi
Kunanti jawab petang dan pagi
Hatiku haus akan kebenaran
Berikan jawab hatiku sekarang
DI KAKI GUNUNG
Hawa meresap ke urat sarap,
membawa wangi
bunga-bungaan
diiringi kabut tipis melayap,
enggan ke gunung merayu hutan,
Angin lembut membuai daun,
serentak cemara
menggamit sedang langit rona
kilauan setiap garis lukisan kudus.
Disini sunyi alam selalu
tempat burung terbang
berkibar tempat dunia
tabah menunggu menanti
hidup kan romok mekar.
Disini sunyi alam selalu
disini rindu menampung sinar
(Mozasa)
Dari : Pujangga Baru
AU JADIKAN
Kau jadikan kembang beraneka warna
Kau pancarkan matahari supaya dunia terang
Kataku untuk kami semua Ya Tuhanku
Mengapa besar benar kesayangan_Mu
melimpahkan rahmat tak ada hingga?
Kembang mengenakan kerabu menyambut fajar
teja bersorak-sorai dalam arakan, lekat terpikat sudah pandangku.
Mengapa pula Engkau tuangkan dadaku
penuh dengan lagu dialun rindu dengan madah di tayang-tayang.
(AOH, Karta Hadimadja)
Dari : Pembangunan
SAWAH
Sawah tersusun di lereng gunung
Berpagar dengan bukit barisan
Sayup-sayup dari ujung ke ujung
Padi mudanya hijau berdandan
Di dangau perawan duduk menyulam
Matanya memandang padi huma
Sekali-sekali ia bermalam
Dipetik dari hati mudanya
Kalau turun pipit berkawan
Melayang hilang pulang ke rimba
Perawan bernyanyi menebang tembang
Menyesali pipit tak tahu iba
Mengapa engkau ayuhai pipit
Tak tahu di arti iba kasihan
Badanku payah menanggung sakit
Mencucur keringat sepanjang zaman
Padi ku pupuk sejak semula
Engkau tahu memakan saja?
(A. Hasmij)
Dari : kisah seorang pengembara
KE DESA
Rang kota.!
Pernahkah tuan melihat
menghirup bumi
Baru dicangkul menyegar
Pernahkah duduk di tengah ladang
Dengan peladang bersenda gurau
Menunggu jagung di dalam munggun
Sebelum pacul kelak mengayun
Pernahkah tuan tegak di tepi sawah
Padi beriak menyibak sukma
Pipit bercicit
Riang haram bersusah?
Pernahkah tuan lihat air mendesau
Dicelah batu membuih putih
Julung beriring berbondong-bondong
Hati terpaut ingin turut berenang-renang?
Pernahkah tuan pergi ke kampung?
Melihat perawan menumbuk padi
Gelak tertawa disertai suara lesung
Mengenyah duka dari dalam hati
Pernahkah tuan, pernahkah
Ah, setahu apa beta menggubah
Bila tuan ingin mencahari penawar rengsa
Pergilah tuan, pergi ke desa
Prakan salak, buah keenam 1942
(AOH Karta Hadimadja)
Dari Panji Pustaka